Skip to main content

KLASIFIKASI DAN PENYEBARAN KELAPA SAWIT


Klasifikasi dan Penyebaran

KELAPA SAWIT
Berdasarkan metoda klasifikasi Carolus Linnaeus,
Divisi                : Embryophita Siphonagama
Kelas                : Angiospermae
Ordo                 : Monocotyledonae
Family              : Aracaceae (dahulu disebut Palmae)
Subfamily          : Cocoideae
Genus               : Elaeis
Spesies             :  Elaeis guineensis Jacq.
    Elaeis oleifera (H.B.K) Cortes
   Elaeis odora

Elaeis guineensis jacq. Dengan jumlah kromosom n=16 atau 2n=8a=24C, (menurut Darlington & Wylie, Arasu memiliki 32 kromosom). Elaeis berasal dari kata Elaion (Yunani=minyak), guineensis berasal dari kata Guinea (Pantai Barat, Afrika) dan Jacq singkatan dari Jacquin, seorang botanist Amerika.
Varitas dari Elaeis guineensis Jacq. Cukup banyak diklasifikasikan dalam berbagai hal. Misalnya : tipe buah, bentuk luar, tabel cangkang, warna buah, dll.
Berdasarkan warna buah dikenal varitas :
·         Nigrescens        : buah berwarna violet sampai hitam waktu muda dan berubah oranye setelah buah                                 matang
·         Virescens          : buah berwarna hijau waktu muda dan setelah matang berwarna oranye
·         Albescens         : buah berwarna kuning pucat waktu muda, tembus cahaya karena                                                             mengandung sedikit karotein.
Saat ini Elaeis guineensis Jacq diusahakan secara komersial di Afrika, Asia Tenggara, Amerika Selatan dan Pasifik Selatan. Elaeis oleifera (sebelumnya Elaeis melanococca) dan Elaeis odora merupakan tanaman asli Amerika Selatan.

sumber : Dokumen Intern PT. Perkebunan Nusantara


SEMOGA BERMANFAAT...

Comments

Popular posts from this blog

SEJARAH KELAPA SAWIT

SEJARAH KELAPA SAWIT DI INDONESIA Kelapa sawit (Elaeis guieneensis jacq) merupakan tumbuhan tropis dalam famili Palmae, yang berasal dari Guinea , Afrika Barat, dengan nama seorang penemu  Jacquin . Pada tahun 1848 kelapa sawit ditanam pertama kali dikebun Raya Bogor, selanjutnya menyebar ke Muaraenim, Musi Ulu dan Belitung pada 1869 – 1890. Perkebunan kelapa sawit pertama di Indonesia dirintis oleh K.Schadt, pengusaha jerman di tanah Itam Ulu, Sumatera Utara pada tahun 1911, juga pada tahun yang sama oleh M.Adrien Hallet, pengusaha Belgia membuka kebun kelapa sawit di Sungai Liput, Aceh Timur dan di Pulau Raja, Sumatera Utara. Pada tahun 1915 luas kebun kelapa sawit 2.715 ha, pada tahun 1939 tercatat 66 perusahaan perkebunan yang ditangani pengusaha Belanda  dengan luas  ±  100.000 ha dan Indonesia menjadi produsen dan eksportir minyak sawit terbesar di dunia. Pada waktu itu minyak sawit banyak dimanfaatkan sebagai minyak pelumas. Tahun 1942 – 1945 perkembangan kebu

Morfologi Tanaman Kelapa Sawit

Morfologi dan Pertumbuhan Kelapa Sawit Tanaman Kelapa Sawit berumah satu atau monoecious yang artinya bunga jantan dan betina terdapat pada satu pohon, sehingga penyerbukan dapat terjadi sendiri maupun silang.        1.  Akar Berfungsi untuk menunjang struktur batang, menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah dan sebagai salah satu alat respirasi. System perakaran merupakan system serabut terdiri dari akar primer, sekunder, terrier, dan kuarterner. Masing-masing berukuran 6-10 mm, 2-4 mm, 0,7-1,2 mm dan 0,2-0,8 mm. Akar kuarterner diasumsikan sebagai akar absorbsi utama (feeding root). System perakaran yang aktif berada pada kedalaman 5-35cm. Berdasarkan model simulasi tentang arsitektur dan perkembangan system perakaran kelapa sawit, pemenuhan akar absorbs pada horizon permukaan tanah telah terjadi pada tahun ke-5 dan mendapatkan hara dan air dalam tanah. Pertumbuhan dan percabangan akar dapat dipacu bila konsentrasi hara (terutama N dan P) cukup besar. Kerapatan akar